Jumat, 19 Agustus 2016

Sifat Berlebihanku Pada Kucing

Ada yang pernah merasakan hal ini nggak ya?
Terlalu kasihan sayang sama kucing,  sering bermasalah sama orang karena yg di bela kucing.  Meskipun kucing itu sering buat onar masalah kencing sembarangan beol sembarangan bahkan sampe mecahkan TV tapi qt nggak marah.  Marah pun mungkin sebentar habis itu gemes kasihan ya biarlahh gitu

Aneh mungkin yaa.  Ke semua binatang pun kadang juga gitu.  Kecoa semut tikus ulet ular tah apa gitu..  Ya sudah nggak usah d bunuh di buang aja gitu.

Ini kejadiannya di kosan.  Ada anak kucing dan dia satu satunya yg hidup.  Sering kuberi makan,  masuk kamar tidur di kamar,  kadang ya kencing beol d atas kasur.  Yaahh paling q cuman ngasih tahu kayak orang tua k anaknya.  Padahal juga kucing mana paham bahasa qt. Masalahnya q sekamar berdua, dan orang lain suka kucing sukanya ya wajar ih kucing lucu. Tapi kalau kelakuanny nggak bener nakal sering beol kencing sembarangan njatuhin barang ya mungkin wajar lah ya. Bahkan nggak tahan sampe pingin buang ya wajar juga bagi manusia normal. Dan aku??? Nggak tega, sebel kadang kalau ada yg gitu. Masalahnya kelakuan kucing ini makin kelewat 😞😞. Rak sepatu depan kamar lain di jatuhin sepatunya di kencingin d beolin. Padahal d bawah juga ada rumput tanah. Entah kenapa dia bisa gitu, bagiku ya wajar namanya juga kucing. Apapun salahnya bagiku itu kewajaran 😖. Dan itu menjadi masalah bagi hampir semua penghuni kos. Maafkan rekk maaf 😫

Q benci sifatku ini Ya Allah.. Andaikan q bersikap wajar pada hewan. Pada kucing.. 😿

Selasa, 01 Maret 2016

Hak Jaminan Atau Hak Tanggungan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1             LATAR BELAKANG

Dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai penyalur dana kepada Masyarakat, industri perbankan menjalakan usahanya memberikan kredit kepada nasabah (debitor). Pemberian kredit oleh bank pada dasarnya harus dilandasi dengan keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitor dan masyarakat penyimpanan dana. Hal tersebut wajib dilaksanakan, mengingat kredit yang di berikan bank mengandung resiko. Untuk itu, diperlukan adanya jaminan (agunan) yang menyangkut harta benda milik nasabah debitor atau dapat juga memiliki pihak ketiga yang merupakan jaminan tambahan untuk mengamankan penyelesaian kredit.
Salah satu hak yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai nilai ekonomis serta dapat diperalihkan adalah hak atas tanah. Untuk menjamin pelunasan dari debitur maka hak atas tanah itulah yang digunakan sebagai jaminannya.
Ketentuan umum dari pemberian jaminan, bahwa syarat suatu benda dapat dijadikan jaminan hak atas tanah, bahwa benda tersebut harus memenuhi syarat-syarat antara lain: bahwa benda jaminan tersebut dapat dinilai dengan uang karena hutang yang dijamin berupa uang, termasuk hak yang didaftar dalam daftar umum karena harus memenui syarat publisitas, mempunyai sifat dapat dipindahtangankan, karena apabila debitur cidera janji maka benda yang dijadikan jaminan akan dijual di muka umum, serta memerlukan penunjukan dalam undang-undang.
Sebagai jaminan kredit tanah mempunyai kelebihan antara lain adalah harganya yang tidak pernah turun sehingga menjadi primadona bagi pelaku usaha dan perbankan dalam melakuka transaksi ekonomi.

Undang-Undang Hak Tanggungan yang telah secara limitatif mengatur mengenai eksekusi terhadap objek jaminan tidak dengan serta merta menyelesaikan masalah eksekusi terhadap objek jaminan hak tanggungan. Title Eksekusi yang telah ada masih mengalami berbagai kendala dalam pelaksanaannya di lapangan.

1.2             RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah yang dapat diangkat adalah sebagai berikut :
1.        Apa pengertian dan ciri hak tanggungan?
2.        Apa saja objek hak tanggungan?
3.        Bagaimana proses pembebanan hak dan tanggungan?

1.3             TUJUAN  PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1.         Untuk mengetahui pengertian dan ciri hak tanggungan.
2.         Untuk mengetahui objek hak tanggungan.
3.         Untuk mengetahui proses pembebanan hak dan tanggungan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.           PENDAHULUAN

Perusahaan dalam menjalankan kegiatan ekonomi dan bisnis membutuhkan dana. Semakin besar skala sebuah perusahaan, semakin besar pula dana yang diperlukan. Sebagian dana biasanya dimiliki sendri oleh perusahaan sebagai modal usaha. Selebihnya perusahaan biasanya melakukan pinjaman pada pihak lain melalui suatu perjanjian pinjam meminjam uang atau perjanjian kredit.
Di pihak lain terdapat juga perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan dana atau pinjaman kepada siapa saja yang membutuhkannya. Perusahaan semacam ini dinamakan lembaga keuangan, baik berupa bank maupun bukan bank. Perusahaan demikian merupakan penyedia dana atau lembaga pembiayaan perusahaan.
Lembaga keuangan biasanya baru bersedia meminjamkan dana kepada pemohon tersebut apabila cukup tersedia jaminan terhadap pembayaran kembali dana tersebut oleh pihak peminjam. Begitu penting masalah jaminan tersebut, sehingga hukum mengaturnya secara rinci di dalam beberapa perundang-undangan yang mengatur hak jaminan dan hak tanggungan.
Berkaitan dengan penyediaan jaminan untuk keperluan pelunasan hutang tersebut pengaturannya terdapat di dalam hukum jaminan. Hukum jaminan mengatur tentang hak jaminan kebendaan meliputi antara lain hak jaminan terhadap benda bergerak dan hak jaminan terhadap benda tetap. Hak jaminan terhadap benda bergerak dinamakan gadai (pada) dan hak jaminan terhadap benda tetap dinamakan hak tanggungan.


2.2.           PENGERTIAN DAN CIRI HAK TANGGUNGAN

Dalam Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah ditentukan batasan pengertian hak tanggungan adalah “hak jaminan yang dibebabankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan hutang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan, kepada kreditur tertentu dari kreditur yang lain.”
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa hak tanggungan merupakan bagian dari hak jaminan yang khusus tertuju pada hak atas tanah. Hak atas tanah tersebut dapat dipahami sebagai satu kesatuan dengan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah itu (asas vertikal) atau tanah saja yang terpisah  dari benda-benda lain yang berkaitan dengannya (asas horizontal). Benda-benda lain tersebut misalnya bangunan, tanaman dan hasil karya tertentu. Dalam Undang-Undang Hak Tanggungan (UUHT) ditegaskan bahwa apabila yang dipakai adalah asas vertikal tersebut, maka harus dinyatakan dengan tegas di dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan yang bersangkutan.
Hal lain yang dapat dipetik dari definisi tersebut bahwa kreditur (pihak yang berpiutang) mendapatkan hak istimewa terhadap hak atas tanah debitur (pihak yang berhutang) dari kreditur-kreditur lainnya yang tidak terikat dalam pembebanan hak tanggungan tersebut dalam pelunasan hutang. Kreditur lainnya baru boleh menikmati hak atasa tanah tersebut dalam pelunasan hutang debitur, apabila hak kreditur pemegang hak tanggungan telah terpenuhi. Adanya pemberian kedudukan yang diutamakan (preferensi) kepada pemegangnya merupakan ciri pertama dari hak tanggungan.
Ciri kedua hak tanggungan adalah bahwa hak tanggungan tersebut mengikuti objek yang dijaminkan dalam tangan siapapun objek itu berada. Misalnya, tanah objek tersebut dapat saja oleh pemiliknya dijual kepada orang lain, tetapi penjualan tersebut tidak  menghapuskan hak tanggungan yang telah ada atasnya. Artinya pembeli tanah (pemilik baru) tetap terikat dengan hak tanggungan tersebut. Apabila suatu ketika kreditur membutuhkannya untuk pelunasan hutang pemilik semula pada pemegang hak tanggungan.
Ciri ketiga hak tanggungan adalah terpenuhinya asas spesialitas dan publisitas sehingga dapat mengikat pihak ketiga dan memberikan kepastian hukum kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Asas spesialitas menunjukkan bahwa objek hak tanggungan tersebut harus cukup dikenal (jelas) dan asas publisitas artinya masyarakat dimungkinkan untuk mengetahui adanya pembebanan hak tanggungan tersebut melalui sarana pendaftaran di badan Pertanian nasional (BPN)
Ciri keempat hak tanggungan adalah mudah dan pasti pelaksanaan esksekusinya. Berkaitan dengan eksekusi ini, dalam Pasal 20 Undang-Undang Hak Tanggungan ditentukan bahwa apabila debitur warprestasi, maka pemegang hak tanggungan pertama dapat menjual objek hak tanggungan secara langsung (parate executie) melalui pelelangan umum menurut perundang-undangan yang berlaku. Penjualan objek hak tanggungan dapat juga dilakukan di luar pelelangan umum atas dasar kesepakatan pemberi dan penerima hak tanggungan, apabila dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan semua pihak. Namun, dalam hal ini harus dipenuhi persyaratan tertentu yaitu “hanya dapat dilakukan setelah lewat waktu 1 (satu) bulan sejak diberitahukan secara tertulis oleh pemberi dan atau pemegang hak tanggungan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan diumumkan sedikit-sedikitnya dalam 2 (dua) surat kabar yang beredar di daerah yang bersangkutan dan atau media massa setempat, serta tidak ada pihak yang menyatakan keberatan”.



2.3.           OBJEK HAK TANGGUNGAN
Undang - Undang Hak Tanggunngan telah menentukan secara terbatas, hak atas tanah apa saja yang dapat dijadikan objek hak tanggungan, yaitu :
1.                  Hak Milik (HM)
2.                  Hak Guna Usaha (HGU)
3.                  Hak Guna Bangunan ( HGB)
4.                  Hak Pakai (HP) atas guna tanah Negara menurut sifatnya dapat dipindahkan. Hak pakai atas tanah hak milik baru dibebani hak tanggungan apabila telah ada peraturan pemerintah yang mengaturnya.
Menurut Undang- Undang Pokok Agraria (UUPA) hak milik adalah hak turun temurun, terkuat, dan terpenuh  yang dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat fungsi sosialnnya. Hak milik hanya dapat dimiliki oleh Warna Negara Indonesia (WNI). Oleh karena itu warga Negara asing tidak boleh menjadi pemberi hak tannggungan dengan objek hak milik atas tanah. Keistimewaan hak milik ini tak terbatas waktu.
Hak Guna Usaha (HGU) adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara dalam jangka waktu tertentu yang digunakan untuk keperluan pertanian, perikanan, atau peternakan. Jangka waktu HGU menurut Peraturan Pemerintah Nomer 40 Tahun 1996 tentang hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai Atas Negara adalah paling lama 35 tahun dan dapat diperpanjang paling lama 25 tahun, dan setelah itu dapat diberikan pembaharuan Hak Guna Usaha terbatas pada Warga Negara Indonesia dan badan hukum yang didirikan menurut Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.
Hak Guna Bangunan (HGB) adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri dalam jangka waktu tertentu. Jangka waktu pemberian Hak Guna Bangunan adalah 30 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 20 tahun, dan setelah itu dapat diberikan pembaharuan Hak Guna Bangunan atas tanah yang sama. Subyek Hak Guna Bangunan sama dengan subyek Hak Guna Usaha di atas.
Hak Pakai (HP) atas tanah Negara adalah hak untuk mempergunakan atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh negara yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikan dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang Pokok Agraria. Jangka waktu pemberian hak pakai paling lama 25 tahun atau diberikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan selama tanah digunakan untuk keperluan tertetu.

2.4.           PROSES PEMBEBANAN HAK DAN TANGGUNGAN

Pertama pembuatan perjanjian pinjam meminjam atau perjanjian utang-piutang atau perjanjian kredit. Perjanjian tersebut merupakan perjanjian pokok. Perjanjian pemberian hak tanggunngan lahir karena adanya perjanjian pokok tersebut, karena itu sering dinamakan perjanjian tambahan. Perjanjian tambahan bergantung pada perjanjian pokok, artinnya apabila perjanjian pokok dihapus, misalnya debitur telah membayar lunas hutangnya sebagaimana diatur dalam perjanjian kredit, maka perjanjian hak tanggungan juga dihapus.
Tahapan berikutnya adalah pemberian hak tanggunngan berupa perjanjian jaminan yang dibuat dalam bentuk Akta Pemberian Hak Tanggungan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). PPAT terdiri dari notaris atas pejabat lain (misal: camat) yang telah diangkat sebagai PPAT.
Tahap terakhir adalah pendaftaran hak tanggungan pada Kantor Pertanahan, yaitu Badan Pertahanan Nasional (BPN). Hak tanggungan baru lahir setelah tahapan terakhir ini dilalui.



2.5.           STUDI KASUS
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Dijadikan Jaminan Kredit Hak Tanggungan (Studi Kasus : Antara Pt. Bumiloka Tegarperkasa Dengan Bank Ekonomi Cabang Pluit).
Leo Cahya Tri Saputra
Tanah mempunyai peranan yang besar dalam dinamika pembangunan. Tanah juga dapat digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit perbankan. Namun dalam kasus ini telah terjadi peminjaman kredit dengan jaminan sebidang tanah dan bangunan yang berdasarkan kesepakatan jual beli yang dibuat oleh PT. Bumiloka Tegarperkasa sebagai pemmbeli dengan PT. Wahana Agung Indonesia sebagai penjual. Kesepakatan jual beli tersebut dijaminkan untuk peminjaman kredit pada PT. Bank Ekonomi Cabang Pluit.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kesepakatan jual beli dapat dijadikan objek hak tanggungan sebagai jaminan kredit menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan? dan bagaimana status dari perjanjian kredit yang jaminannya berupa kesepakatan jual beli menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan?
Metode metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum normatif. Data penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi penyimpangan dalam pembebanan hak tanggungan, karena berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan, yaitu kesepakatan jual beli tersebut tidak dapat dijadikan objek hak tanggungan karena pada dasarnya dalam UUHT menyatakan secara jelas mengenai kriteria objek hak tanggungan yang diatur dalam Pasal 4 UUHT.
Status perjanjian kredit antara PT. Bumiloka Tegarperkasa dengan PT. Bank Ekonomi tetap sah secara hukum karena berdasarkan Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata, bahwa setiap perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.              Bank seharusnya menolak memberikan kredit dengan objek jaminan kredit yang berupa kesepakatan jual beli karena objek jaminannya tersebut akan menjadikan bank tidak didahulukan dalam hal pelunasan hutang debitur.


                                                               















BAB III
PENUTUP

3.1.            Simpulan
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Dari pembahasan kami, kami mengambil garis lurus bahwa hak tanggungan dan jaminan telah diatur sedemikian rupa dalam Undang-Undang, sehingga segala sesuatu hal menyangkut hal tersebut harus didasarkan pada Undang-Undang yang berlaku, baik dalam melakukan perjanjian ataupun pengambilan keputusan apabila ada yang tidak sesuai.
Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.


DAFTAR PUSTAKA

Darman, L. 2003. Proses Kejadian Manusia Menurut Al-Quran. (http://lailizah.tripod.com/proses_kejadian_manusia_menurut_al Quran.html, diakses tanggal  13 September 2012)

Muchtar, Amin. 2011. Al Qur’an dan Terjemahnya Dilengkapi dengan Kajian Usul Fiqih dan Intisari Ayat. Bandung: Sygma Examedia Arkanleema.

Nurdin, M., dkk. 1995. Moral dan Kognisi Islam. Bandung: CV Alfabeta

Dylaa. 2012. Proses Terjadinya Manusia Menurut Ilmu Pengetahuan. (http://dylaa.wordpress.com/2012/01/09/proses-terjadinya-manusia-menurut-ilmu-pengetahuan.html, diakses tanggal 14 September 2012)

Andri Wijaya, Eko. 2011. Penyebutan Manusia dalam Al Qur’an.

(http://eko-aw.blogspot.com/2012/04/penyebutan-manusia-dalam-al-quran.html, diakses tanggal 14 September 2012)







Menyiapkan Pernikahan Sendiri

Banyak sarang laba-laba di sini yaaa wkwkwk. sebelumnya maaf mau curcol dulu, alasan nulis di blog karena mungkin banyak teman yang gatau jadi semoga dan berharap mereka nggak tahu tulisan ini :D . hari ini memasuki hari ke-52 sebelum acara besar yang merubah hidupku terjadi eng ing eeeeng . Pasti setiap orang menginginkan hari pernikahan mereka berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Yahh itu yang pasti terjadi padaku, aku ingin ini begini aku ingin ini begitu segalanya terlihat indah daaan!!!! runtuh terhalang berbagai keadaan. INGAT GAES, SETIAP PERNIKAHAN PASTI ADA COBAAN MASALAH APALAH ITU. Menghindari seperti apapun gak bakal bisa! catat itu, yang kita bisa adalah meminimalkan resiko. Kalau pernikahaan berjalan lancar, kehidupan selanjutnya nggak bakal seru. Pasangan nggak bakal dewasa juga. Sedih memang tapi nggak tahu kenapa ini harus terjadi. Ini mungkin hanya pemikiran cewek berego tinggi sepertiku. Yahh, kurang lebih baru ketahuan sifatq sama emak aku sama -_-

 

Pada dasarnya saat ini juga q masih di bangku kuliah, mahasiswi semester akhir yang lagi nempuh skripsi. andai otakku encer dan nggak malas. mungkin saat ini q sudah lulus jadi nggak terbeban sama kuliah juga ngurusinya. entah kenapa juga tiba-tiba q menyetujui pernikahan ini, emakku ngebet banget nyuruh cepet nikah dengan alasan biar kakakku juga nggak menunggu lama. (di kluargaku kakak adik cowok cewek yang berumur dekat, adiknya yang nikah baru si kakak)
Terlebih lagi, kedua orang tuaku tahun ini 2016 juga mau melaksanakan haji, jadi mungkin biar ada yang tanggung jawab di rumah mungkin gitu ya. Bahkan sebenernya tahun kemarin 2015, bulan desember ibu yang kepinginnya q cepet nikah. hmmm... gatau sedikit curiga aja -_- menurut ane gan ini mungkin dikarenakan supaya abangku sayang Timooku bala bala biar nggak lepas dari cengkraman ibu mertua yaitu emakku. begini yaa, di rumah itu ada usaha toko listrik yang alhamdulillah sekarag lancar, nahh mungkin emak udah tau nih kalo otakku sedikit gak beres. dan entah ilmu santet seperti apa yang kugunakan jadi si abang Faizin yang otaknnya encer kepincut ma ane. so, bisa mengelola toko dengan baik dan orang tua bisa menikmati hari tua dengan bersantai (becanda gan wkwkwk). Itu pemikiran negatifku sih wkwkwk. sebenernya mas Faiz juga gak pingin keburu sih, entah nggak tau yang sebenernya seperti apa yang jelas cewek childish sepertiku akan menikah. Q nggak bisa berfikir panjang, nantinya seperti apa keluarga kecilku. Ya Allah dewasakanlah aku :( , agar mas Faizin bisa sedikit lega menanganiku.
Cobaan silih berganti, kekecewaan berat menerpaku. Andaikan ada kesabaran dalam benak keluargaku, mungkin q bisa menghasilkan uang sendiri. jadi q bisa menyiapkan pernikahanku tanpa ada campur tangan dari pihak berwenang (baca emakku). mungkin saat ini saja q yang belum tahu, hingga saatny q nanti jadi orang tua bakalan tahu bagaimana menjadi orang tua yang akan menikahkan anaknya. Q besar di keluarga yang dulunya pas-pasan, jadi kita berangkat dari 0. kebiasaan berhemat sejak kecil mungkin mendarah daging sampai saat ini. Yahh hemat pangkal kaya vrohh. Yang saya kecewakan adalah ada perkataan yang tidak konsisten dari awal, di gonta ganti. Sejak q jadian sama mas Faizin, hanya dia manusia yang jadi tumpahan segala curhatan masalahku dia yang tahu segalanya dia yang dewasa dia yang sabar dia yang.. entahlah. seseorang yang sudah jatuh cinta dan SREG sama pasangan nggak bisa menuliskan tentang pasangan hanya dengan selembar atau 1 hari saja. Pukulan berat yang seakan mengubah pandanganku kedepan. Seperti merasa Ya Allah inikah dunia dewasa yang sebenarnya, inikah perjalanan seseorang yang menuju pernikahan, seperti inikah dunia keluarga yang sebenarnya. Seakan aku ingin keluar dari sana membangun keluargaku sendiri, meskipun dari 0 tidak apa. dan saat masalah berat itu datang q langsung berfikir, cukup kekecewaan ini. q hanya ingin ijab, tanpa ada tamu siapapun asalkan sah dan tidak membebani siapapun. Naudzubillah betapa gilanya q ini kan T_T. Yahh q hanya berharap ikhlas saja, nanti ketika kakakku yang akan menikah, q akan berusaha semampuku membantu sesuai keinginan kakakku tersayang :'(
1 hal nasihat yang tidak begitu penting bagiku "jika kalian akan menikah, saat itu juga pasrahkan saja pada keluarga. jangan pernah ikut campur atau berkeinginan lain, atau kalian akan sakit hati" . lebih tepatnya ini nasihat untukku ya :D . Ya, hari yang berbahagia nggak boleh sedih. alhamdulillah ini sudah sekitar 50% persiapannya rampung. Dan inilah yang kulakukan dari awal awal persiapan pernikahanku.

1. Budget
         Kalian memiliki budget berapa besar untuk pernikahan? catat dana minimal dan maksimal, tanyakan pada penyedia dana kalian kisaran dari berapa sampai berapa. jadi sekiranya nanti untuk langkah selanjutnya bisa menentukan dan menimbang pilihan yang pantas. dan hal ini yang tidak kulakukan sejak awal sehingga simpang siur diubah sana sini.

2.Pemilihan lokasi

          Yaa, yang utama menetukan segalanya adalah lokasi, karena dengan lokasi sudah fix. yang lain akan bisa menyesuaikan. Q memilih lokasi di gedung dan alhamdulillah tercapai, meskipun akhirnya ada aja omongan nggak enak. q tinggal di Lumajang kota tepatnya daerah Jl KH Wahid Hasyim gg II . kenapa harus gedung?? entah q melihat pernikahan di gedung itu sangat keren. Juga baru sadar, pernikahan di gedung itu jauh lebih murah daripada di rumah. Di gedung kalian hanya menyiapkan dekor kuade (bahasa lainnya lupa, pokok yang resepsi tempat duduk pasangan yang menikah itu) sama tempat makan, meja souvenir dll. sedangkan di rumah masih harus mendirikan terop (duhh.. bahasaku ya maaf -_-. seperti kelambu lalu ada tiang besi buat berteduhnya itu wes. tau kan yaa), kalau masak sendiri juga membutuhkan wilayah yang sedikit luas. belum juga pemilihan lokasi yang pas. karena juga lokasiku masuk gang sempit, mau diadakan di depan tokoku yaitu yang di pasar senggol. itu kan pertokoan aktif yang ramai, jalan juga ramai. q berfikir ketika menutup jalan atau mengambil separuh jalan, kasihan pertokoan sekitar sama orang yang lalu lalang. pasti macet, ntar jadi bahan omongan dan takutnya ada doa jelek karena ngadakan pernikahan nyusahin orang dengan menutup jalan (sebatas pikiranku semata ya). jadi fix q memilih lokasi gedung Sudjono, letaknya di selatan alun-alun kota pas. Cukup murah memang tidak sampai 5jt, di gedung itu sudah dapat fasilitas lokasi, tempat parkir strategis dan memadai, kursi, ruangan berAC, juga genset takut nantinya ada pemadaman. 


3. Vendor pernikahan
          Hmm... sudah sejak lama mungkin emang sudah fix dan jatuh hati sama vendor satu ini yaitu salon Nafisa. Sebenarnya di wilayah Lumajang ini banyak sekali perias yang bagus bagus keren. tapi mungkin memang sudah fanatik sama salon Nafisa ya hehehe. lokasinya sebelum sma pgri Lumajang. banyak macam bajunya, pernah menang kompetisi di Surabaya. dan q sejak wisuda SMA memakai jasa salon ini. sudah terkenal juga nih salon. Tips ketika memilih paket pernikahan ya. bandingkan harga dari tiap paketnya, jangan tertipu dengan bonus atau ada hal aneh. tanyakan tanpa ragu apa yang tidak di mengerti. ambil apa yang penting saja ya. kalau yang kulakukan adalah, lokasi gedung ada pilihan paket 14, 17, 20 sama 25. itu lengkap dengan dekorasi ruangan meja souvenir dll. Siapa sih yang nggak tertarik dengan paket 25 :D.. istimewa gitu lohh. mari memotong budget, nggak perlu terlalu muluk. q memilih paket yang 14 rasa 17. apa maksudnya? begini, paket 14 dan 17 sebenarnya tidak jauh beda, hanya saja untuk pemilihan baju kita tidak bisa memilih baju yang koleksi baru dengan paket 14. pada paket ini juga q menghilangkan hal yang tidka penting seperti midodareni rias orang tua entah apa juga. karena hal seperti ini bisa di antisipasi. dan q menggantinya dengan lain yang lebih penting. jadi dengan q menghilangkan unsur-unsur tersebut aq mendapatkan hal lain seperti baju q bisa pilih yang baru. juga dekor tidak ada batasan pilihan modelnya.

4. Fotografer
         Nah selanjutnya q mencari siapa fotografer yang pas. saat di vendor kan ada tuh hasil hasil rias pengantinnya, q lihat di sampul belakang siapa fotografernya atau studio mana yang dipakai. Dan saat itu q jatuh hati sama hasilnya mas Ray. lokasinya ada di Pasirian, editannya q suka keren. berangkatlah q ke lokasi sana nanya nanya. udah dapat brosur sama harga harganya.. trus kayak kurang sreg q nanya sama sana sini siapa fotografer yang pernah dipakai. lalu q jatuh hati juga sama hasilnya mas Zai lucu lucu. Galaulah q pada akhirnya. sudah kontek kontekan lewat bbm sama mas Zai jadi q fix ambil jasanya ZPS (Zaiphotostudio) . masnya ini juga orang Pasirian, denger denger jebolannya JJ kalau nggak salah (studio di luamjang) . setelah itu ada batasan harga nih, harus di potong lagi gak perlu yang terlalu mewah. Oh ya.. tukang foto alias fotografer pernikahan harga itu tidak selalu tetap di awal. kecuali video shoot itu ditetapkan diawal CATAT. jadi fotografer bisa saja membengkak tergantung banyaknya yang dipotret pengambilan gambar. dan keputusan final aq memakai jasa prewednya mas Ray di studio dengan biaya 200 dan jasa fotonya mas Zai dengan biaya 900. untuk video belum memutuskan, aslinya kepengen buanget :(

5. Catering/masak di rumah
          keputusan final keluarga gimana nih?? pakai catering atau masak sendiri. kalau sanggup masak ya monggo kalau mau pakau catering ya monggo. nah di acaraku kali ini, keluarga memeilih memakai jasa catering. keliling sana sini sat set akhirnya memutuskan memakai jasa catering Bu Betty, ini lokasinya di pasar patok pinggir jalan di swah sawah. daerah tukum sana pokok. sesudah berguru sama orang yang pernah mantu kataya kalau catering di campur aja antar paketnya. nah setelah dibegitukan dapat jawaban nih... kalau di campur tempat makannya gak beraturan nanti. mejanya isinya satu sama lain nggak serasi. kurang paham juga yah manut wes. q memilih paket standar 3 kalau nggak salah, dan lupa harganya berapa. karena brosur yang ada coretan harga hlang. kalau nggak salah rata rata catering paling murag 25.000 per porsi. nahh biasanya jasa catering akan menanyakan berapa jumlah undangan? semisal undangan saya 500 berarti untuk catering harus memesan 1.000 porsi. karena, 1 undangan biasanya yang datang kan lebih dari satu. entah membawa pasangan atau anak atau yg lain. nah pada kenyataannya setelah berguru kalau undangan 500 dan memesan 1000 porsi. itu sisanya bakalan buanyak. mengakalinya untuk jaga jaga semisal undangan 500 pesan saja 700 porsi. karena setiap orang kan nggak selalu memakan 1 porsi utuh lengkap dengan berbagai macam lauknya. nah kalau ke jasa catering bilang saja undangan sy 400 bu dan saya pesan 700 porsi saja gitu..

6. Souvenir dan Undangan
         Sesuai selera juga sih dalam memilih undangan juga souvenir. dan kalau memilih souvenir di Surabaya itu jauh lebih murah. tepatnya di PGS, memang sih murah. dan kalian juga harus pandai memilih toko. jangan terpaku pada 1 toko saja tapi keliling, dan tanyakan apa bisa kurang jika saya mengambil dengan jumlah sekian. dan kebetulan saat itu rencananya kita ingin memberi souvenir macam-macam setelah keliling diputuskan hanya 1 macam. dan kita membelinya secara terpisah. agen souvenir yang murah dan terjangkau di sana kalau nggak salah tokonya namae subur atau sabar gitu. maaf maksud saya mika yang murah, dengan ukuran yang sy butuhkan sy dapat harga 800 per mikanya itu dengan dasar emas. sedangkan sy beli di Lumajang percetakan adil itu 1000 dengan dasar putih polos. lumayan kan :D . Nah untuk undangan membandingakn harga di Jember dan Lumajang, akhirnya memutuskan di Luamajang aja di Adil. karena di Jember nggak ketemu percetakan yang murah. setelah memilih sana sini, agak kecewa juga dengan putusan ini dipilihlah undangan yang biasa saja. karena pada dasarnya undangan setelah diterima di lihat lalu di buang, jadi nggak usah terlalu bagus juga. jadi biayanya bisa dialihkan ke hal yang lain. nahh untuk undangan akad nanti atau walimatul ursy, q memilih mencarinya sendiri mendownload gratis di google dan mengeditnya

kurang lebih seperti di atas. cukup puas dengan editan saya huhuhuhu. dari sekian banyak persiapan yang saya legakan hanya yang satu ini karena sesuai dengan keinginan wkwkwk. trimakasih website yang menyediakan secara gratis (maaf lupa namnay apa pokok ada unibraw nya juga gitu). dan ini saya edit sy gabung gabung juga. kalau mau nanti bisa saya post di tulisan lainnya. 

Sekian tulisan kecil ini semoga bermanfaat, dan lain kali mungkin ada ilmu bisa sy bagi lagi. maaf kalau GeJe yaa :D .

Rabu, 10 September 2014

Yayasan dan Akuntabilitas Publik




 


 

YAYASAN DAN AKUNTANBILITAS PUBLIK

 

 

Disusun guna memenuhi tugas Akuntansi Sektor Publik

 

 

 

 

 

Oleh :

1.             Dwi Prasetyaningsih                    (120810301002)

2.             Yeny Fatmawati                          (120810301075)

3.             Vita Sidiyanti                              (120810301083)

4.             Intan P.P.A                                   (120810301094)

 

 

 

 

 

 

S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS JEMBER

2014

DAFTAR ISI

Daftar isi...................................................................................................... i

Latar Belakang............................................................................................ 1

1.1  Akuntabilitas yayasan............................................................... 1

1.2  Tujuan laporan keuangan.......................................................... 3

1.3  Tahap pengembangan sistem akuntansi......................................6

1.4  Bagan akun................................................................................ 7

1.5  Analisis FASB no 116............................................................... 14

1.6  Pengendalian keuangan............................................................. 23

1.7  Aktivitas Pengendalian Dalam Siklus Akuntansi Tahunan...... 26

1.8  Catatan Instruksional................................................................. 37

Kesimpulan.................................................................................................. 39

Daftar Pustaka............................................................................................. 41

 

 

Latar Belakang

 

Fenomena yang dapat diamati dalam perkembangan sektorpublik adalah semakin meningkatnya tuntutan pelaksanaan akuntabilitas public oleh organisasi sector public seperti halnya yayasan. Tuntutan akuntabilitas ini terkait dengan perlunya transparansi dan pemberian informasi kepada public dalam rangka memenuhi hak-hak spublik.

            Organisasi nonprofit seperti yayasan ini berbeda dengan organisasi profit, yakni pada sumber daya awal mekanisme organisasi yang diperoleh dari sumbangan. Kreditor dan pemasok membutuhkan pengukuran jumlah, saat dan kepastian arus kas masuk. Sehingga dapat menilai apakah yayasan mampu memberikan jasa secara berkesinambungan (going concern).

            Yayasan harus mampu mengelola jasa serta diinformasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam bentuk laporan keuangan, dimana informasi mengenai aktiva, kewajban, aktiva bersih, dan informasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut disampaikan. Laporan yang disusun tersebut juga harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih, baik terikat maupun tidak terikat penggunaannya.

            Hasil pengelolaan sumber daya yayasan akan dipertanggungjawbakan melalui penyajian laporan aktivitas dan laporan arus kas. Laporan aktivitas akan menjelaskan mengenai perubahan yang terjadi dalam kelompok aktiva bersih.

Pengendalian keuangan yayasan juga diperlukan untuk meminimalkan resiko, peningkatan konsistensi dan akurasi sehingga tidak ada kekacauan.

            Dengan penyususan paper ini diharapkan akan adanya pemahaman mengenai standar pelaporan keuangan yayasan sehingga lebih mudah dipahami, relevan, daya banding serta dapat dipercaya sehingga pengelola mendapatkan informasi akurat untuk perencanaan program dan pengambilan keputusan lainnya.

           

 

 

 

1.1       Akuntabilitas Yayasan

Pengertian yayasan menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 adalah Badan Hukum yang kekayaan terdiri dari kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.

Yayasan memiliki karakteristik yang berbeda dengan organisasi swasta (profit). Dimana organisasi swasta biasa memperoleh modal usaha awal dari setoran modal para pemilik dengan cara penjualan saham, sedangkan Yayasan memperoleh sumber daya awal yang dibutuhkan umumnya diperoleh dari sumbangan.

Pada beberapa bentuk organisasi nonprofit yang tidak ada kepemilikan, kebutuhan modal didanai dari utang, sementara kebutuhan operasinya diperoleh dari pendapatan atau jasa yang diberika, karenanya arus kas merupakan ukuran yang penting bagi para pemakai laporan keuangan seperti kreditor dan pemasok dana, karena dalam aruskas terdapat perubahan perubahan yang terjadi pada aktivitas pendanaan dan aktivitas operasi.

Laporan posisi keuangan pada yayasan menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, aktiva  bersih, dan informasi mengenai hubungan antara unsur-unsur tersebu, tujuan dari laporan posisi keuangan ini adalah untuk memberitahu para pemakai informasi mengenai kemampuan yayasan dalam mengelola jasa.

 

Ruang Lingkup (Karakteristik Laporan Keuangan Yayasan)

Laporan keuangan yayasan memiliki karakteristik antara lain:

-        Sumber daya atau modal berasal dari sumbangan dimana para penyumbang tidak mengaharapkan imbalan yang sebanding dengan jumlah sumber daya atau modal yang telah diberikan.

-        Yayasan menghasilkan barang dan/atau jasa namun bukan merupakan kegiatan operasional perusahaan sehingga tidak semata-mata bertujuan untuk memperoleh laba, dan apabila suatu yayasan menghasilkan laba maka laba yang diperoleh tersebut tidak akan dibagikan kepada pemilik maupun pendiri yayasan tersebut.

-        Dalam yayasan tidak terdapat kepemilikan yang mengakibatkan suatu yayasan tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, ataupun apabila yayasan dilikuidasi atau dibubarkan tidak ada kepemilikan yang menggambarkan pembagian sumberdaya dari yayasan tersebut.

Definisi istilah dalam akuntansi

-        Pembatasan permanen, artinya penyumbang membatasi penggunaan dari sumber daya yang telah diberikan yang bertujuan agar sumber daya tersebut dapat dipertahankan secara permanen. Namun sebagian atau semua penghasilan dari sumber daya yang digunakan tersebut dapat digunakan oleh yayasan.

-        Pembatasan temporer, artinya penyumbang membatasi penggunaan dari sumber daya yang diberikan sampai suatu batas periode tertentu atau sampai pada terpenuhinya suatu keadaan tertentu. Apabila terdapat suatu keadaan yang mengharuskan penggunaan sumber daya yang lebih, maka sumber daya dari pembatasan temporer ini dapat digunakan.

-        Sumbangan terikat, adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tetentu oleh penyumbang. Pembatasan tersebut dapat bersifat temporer maupun permanen.

-        Sumbangan tidak terikat, adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.

1.2       Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan yayasan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Tujuan dari pelaporan keuangan yayasan adalah untuk menyajikan informasi yang relevan artinya informasi tersebut diperoleh dari kegiatan yang benar benar terjadi dari kejadian ekonomi masa lalu yang dilakukan oleh yayasan. Laporan keuangan digunakan bagi para pemakai kepentingan seperti penyumbang, anggota pengelola, kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi yayasan dalam membantu pengambilan keputusan.

 

1.     Laporan Posisi Keuangan

Tujuan penyusuanan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu Informasi yang disajikan dari laporan posisi keuangan ini dapat membantu para pengguna dalam menilai kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, dan likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.

2.     Laporan Aktivitas

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih, hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa, Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya. Laporan ini dapat membantu para peakai inforasi untuk mengevaluasi kinerja dalam suatu periode; menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan memberikan jasa, dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

3.     Laporan Arus kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Yang didalamnya mengungkapkan mengenai aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi yayasan.

4.     Catatan atas Laporan Keuangan

Merupakan bagian dari laporan keuangan yang tak terpisahkan karena berisikan penjelasa – penjelasan rinci atas akun – akun dalam laporan keuangan.

 

 

Unsur-Unsur Dalam Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi bertujuan untuk memastikan semua data keuangan dan transaksi ekonoi telah dicatat seara lengkap dan laporan akuntansi yang dihasilkan akan lebih akurat serta tepat waktu.

Komponen-komponen Sistem Akuntansi

1.     Bagan Perkiraan/Akun

Adalah daftar masing-masing item yang pencatatannya dibagi kedalam lima kategori :

n  Aktiva

n  Utang

n  Aktiva Bersih

n  Pendapatan

n  Belanja

2.     Buku Besar

Buku besar digunakan untuk mengklasifikasikan informasi pencatatan, isi dari buku besar adalah bagan perkiraan akun. Buku besar mencerminkan total keseluruhan transaksi yang pencatatannya lebih ringkas karena berasal dari ringkasan total dari semua jurnal.

3.     Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi yang digunakan untuk merekam semua transaksi dan peristiwa ekonomi yang terjadi pada yayasan.

4.     Buku cek

Pada yayasan berskala kecil, buku cek menyajikan kombinasi jurnal dan buku besar. Sebagian besar transaksi keuangan akan dicatat melalui buku cek, dimana tanda penerimaan yang disetor ke dan dari saldo pembayaran akan dibuat

5.     Manual Prosedur Akuntansi

Yaitu suatu pencatatan prosedur dan kebijakan untuk menangani transaksi keuangan.

6.     Siklus Akuntansi

Terdapat tiga tahap siklus akuntansi dalam yayasan :

Pertama tahap pencatatan, pada tahap ini semua transaksi akan diidentifikasi, kemudian dicatat dalam jurnal dan diposting kebuku besar.

Kedua tahap pengikhtisaran, yaitu tahap untuk penyusunan neraca saldo berdasarkan akun buku besar, penyesuaian, penyusunan kertas kerja, jurnal penutup, neraca saldo setelah penutupan sampai jurnal pembalik.

Ketiga ialah tahap pelaporan kedalam neraca, laporan surplus deficit/lapporan aktivitas, laporan arus kas, laporan perubahan aktiva bersih, dan catatan atas laporan keuangan.

Mempertahankan Integritas Sistem Akuntansi

1.     Neraca Saldo

Dihitung berdasarkan saldo semua buku besar dan harus dipastikan jumlah saldo debet dan kredit sama karena jumlah dari neraca saldo digunakan untuk penyusunan laporan keuangan.

2.     Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi bank dilakukan untuk memastikan bahwa saldo buku cek menurut catatan perusahaan sama dengan saldo perkiraan bank.

 

1.3       Tahap Pengembangan Sistem Akuntansi Perbedaan antara Akuntansi untuk yayasan dan organisasi bisnis

1.     Akuntansi untuk sumbangan

Yayasan yang memenuhi syarat untuk mendapatkan status bebas pajak akan ditunjuk untuk menerima sumbangan. Adapun prosedur yang ekuivalen untuk menangani akuntansi sumbangan dalam yayasan adalah prosedur khusus, yaitu :

a.      Janji atau komitmen (jaminan untuk memberikan)

b.     Jasa dan materi yang didermakan (jenis sumbangan)

c.      Kejadian-kejadian khusus Hak Keanggotaan Pembina

2.     Kapitalisasi dan penyusutan aktiva

Yayasan melakukan pencatatan atas pembelian peralatan dan barang substansial jangka panjang lainnya serta melakukan pencatatan atas penyusutan asset tersebut.

3.     Klasifikasi pengeluaran fungsional

Yayasan perlu melaporkan klasifikasi pengeluaran kas primer dan klasifikasi aktivitas pendukung.

4.     Implikasi perbedaan antara akuntansi nonprofit dan akuntansi swasta

Dalam praktik akuntansi yayasan diperlukan keahlian tambahan bagi personil, penasihat keuangan dan auditor. Jadi, sumbangan dan pembelian barang-barang serta peralatan yang memerlukan penasihat khusus, diatur dengan melibatkan seorang akuntan spesialis yayasan.

 

Perbedaan Akuntansi Berbasis Kas dan Berbasis Akrual

Pada akuntansi berbasis kas pendapatan diakui pada saat kas benar-benar diterima, dan beban diakui pada saat kas dikeluarkan untuk membayar beban tersebut. Sedangkan pada akuntansi berbasis akrual pendapatan diakui pada saat pendapatan tersebut diperoleh dan beban diakui pada saat beban tersebut muncul.

Modifikasi atas kebijakan akuntansi untuk beberapa yayasan terutama yayasan yang memiliki anggaran kecil yaitu dengan tetap mempertahankan pembukuan berbasis kas dan menyiapkan laporan keuangan berbasis akrual. Caranya adalah dengan melakukan penyesuaian akrual piutang dan pembayaran dalam kertas kerja pelaporan keuangan, tanpa secara formal dicatat kedalam pembukuan.

 

1.4       Bagan Akun

A.    Unsur-unsur yang Harus Ada dalam Bagan Akun

Bagan akun adalah daftar perkiraan atau rekening system akuntansi yang disususn untuk mendapatkan informasi keuangan, mempertahankan jalur informasi keuangan, untuk membuat keputusan keuangan.

Bagan akun pada yayasan terbagi atas lima kategori yaitu asset, liabilitas, asset bersih, pendapatan, dan biaya.masing masing akun ditentukan dengan nomor identifikasi yang ditentukan berdasarkan persetujuan serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan khusus yayasan.

Pertimbangan dalam memutuskan apa yang harus ada dalam bagan akun :

·       Laporan apa yang perlu dipersiapkan?

·       Keputusan, evaluasi, dan penilaian keuangan apa yang perlu dibuat secara teratur?

·       Tingkat perincian apa yang diperlukan?

·       Kapasitas apa yang perlu dimilliki untuk melacak informasi keuangan?

Aturan yang baik adalah membuat akun yang sesederhana mungkin serta memperbaikinya untuk meningkatkan ketersediaan informasi secara berkesinambungan.

B.    Ciri-ciri Bagan Akun yang Sederhana

Asset

Asset merupakan item nyata dari yayasan yang mengungkap sumber daya, seperti kas, piutang, perlengkapan dan kekayaan. Sebelum adanya IFRS asset disajikan menurut urutan menurun dari tingkat yang paling liquid. Namun setelah adanya IFRS urutan dalam asset tidak ditentukan.

Liabilitas

Merupakan kewajiban yayasan kepada kreditor seperti pinjaman dan utang usaha. Sama halnya seperti asset, sebelum IFRS liabilitas disajikan menurut urutan yang jatuh temponya lebih awal. Namun setelah adanya IFRS aturan tersebut tidak menjadi keharusan tergantung pada kebijakan perusahaan.

Asset Bersih

Asset bersih mencerminkan nilai keuangan dari suatu yayasan yang mencerminkan saldo yang ada setelah kewajiban yayasan dilunasi.

 

 

C.    Akun Penerimaan dan Pengeluaran Kas Dalam Laporan Posisi Keuangan

Banyaknya item dalam suatu kategori akun akan selalu berkembang seiring dengan berkembangnya aktivitas suatu yayasan

Akun yang saling berkaitan akan dikelompokan bersama dengan nomor yang saling berkaitan.

D.    Menangkap informasi keuangan yang lebih kompleks

Jika dana secara terpisah dipilah menurut setiap program, departemen, dan tempat, maka bagan akun dirancang untuk memenuhi kebutuhan tersebutn melalui bagan akun “multi-tiered” (deretan bertingkat banyak). Sehingga bagan akun akan lebih kompleks dan laporan yang dihasilkan akan lebih rinci. Namun, hal ini tergantung pada waktu dan kemampuan staf keuangan yayasan, serta kerumitan transaksi keuangan yang terjadi, karena akuntansi multi-tiered sulit dijalankan tanpa computer.

E.     Penyusutan (Depresiasi)

Yayasan melakukan pencatatan atas pembelian peralatan dan barang substansial jangka panjang lainnya karena asset tersebut menanggung biaya petahun sesuai dengan umur manfaatnya. Biaya penyusutan atas suatu asset akan terus muncul selama masa manfaatnya meskipun tidak ada kas yang benar-benar dikeluarkan, karena kas telah dikeluarkan pada saat perolehat dari aseet tersebut. Selanjutnya biaya penyusutan yang dikeluarkan pertahun atas suatu aset akan diakumulasikan kedalam akun akumulasi pesusutan. Dalam menghitung biaya penyusutan perlu diketahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh asset tersebut, berapa umur manfaat dari asset, dan apakah ada nilai sisa atau tidak dari asset tersebut.

F.     Pajak Penghasilan dari Usaha yang Tidak Terkait

Perdagangan usaha yang tidak terkait adalah pendapatan yang dihasilkan dari suatu perdagangan atau aktivitas usaha yang tidak mempunyai hubungan sebab-akibat dan member kontribusi penting bagi pemenuhan tujuan yayasan. Dalam kata lain Usaha yang tidak terkait merupakan usaha lain yang dilakukan yayasan namun bukan merupakan usaha utama dari yayasan tersebut.

Pajak yang dibayar atas pendapatan lain-lain yang diperoleh yayasan dari usaha yang tidak terkait ditetapkan sesuai dengan ketentuan pajak badan hukum.

Yayasan yang melakukan aktivitas nonusaha dapat dianggap bukan merupakan subjek pajak penghasilan apabila :

·       Semua pekerjaan dilakukan oleh relawan

·       Secara substansial seluruh barang dagangan yang dijual didapatkan dari pemberian.

·       Aktivitas yang dilakukan addalah untuk fasilitas kemudahan anggota, pasien, dan karyawan yayasan.

G.    Mencatat Akun Sumbangan

Pencatatan pada akun sumbangan bisa saja berawal dari komitmen yang dinyatakan secara tertulis oleh donatur, baik berupa sumbangan kas maupun non kas. Apabila terdapat komitmen secara tertulis ini kemudian dalam neraca akan dimunculkan akun piutang hibah, dimana merupakan jumlah yang diharapkan akan diterima dimasa mendatang dari donatur atas hibah/ sumbangan yang telah dijanjikan.

Mengenai bagaimana pedoman pencatatan dan perlakuan untuk akuntansi piutang hibah the Financial Accouting Standards Board (FASB) menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan No. 116, Akuntansi untuk Sumbangan yang diterima dan sumbangan yang dibuat,.

 

Pentingnyakah Mencatat Piutang Hibah?

Apabila piutang hibah sudah dipastikan dan nilai kepercayaan atas komitmen yang telah dibuat adalah kuat, maka sebaiknya dilakukan pencatatan atas piutang ini, sebelum melakukan pencatatan hendaknya dipastikan apakah piutang hibah ini akan benar-benar terwujud pada masa yang akan datang seperti yang telah dijanjikan oleh donatur, kata-kata yang bisa menunjukan valid atau tidaknya bukti yang dibuat oleh donatur biasanya menggunakan kata “sepakat”, atau “menyetujui” .

Piutang yang terwujudnya tidak menentu dan dalam mewujudkannya diperlukan beberapa kondisi yang harus terpenuhi disebut piutang yang mengikat, piutang yang mengikat ini akan dicatat ketika kondisi terpenuhi, ketika dicatat ini maka secara otomatis piutang yang mengikat ini telah berpindah status menjadi piutang yang tidak mengikat karena telah dipenuhinya kondisi yang disyaratkan. Namun, sebelum kondisi yang disyaratkan terpenuhi piutang yang mengikat ini dimasukan dalam catatan kaki laporan keuangan.

Sedangkan piutang yang tidak memerlukan persyaratan disebut piutang yang tidak mengikat, artinya secara otomatis donatur akan memberikan kontribusi pada masa yang akan datang tanpa adanya syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh yayasan.

 

Akuntansi untuk Pencatatan Piutang Hibah         

Piutang hibah  diakui sebagai penerimaan di tahun munculnya piutang bukan pada saat kas atas piutang dapat terealisasi, misalnya : terdapat piutang yang tidak mengikat, pada tahun 2013 seorang donatur berjanji akan memberikan piutang hibah sebesar Rp3000 pada tahun berikutnya serta terdapat pula piutang hibah lain Rp 1500 per tahun selama empat tahun berikutnya, sehingga totalnya adalah Rp 6000. Pada akhir tahun 2013, untuk mencatat adanya piutang tidak mengikat ini adalah ayat jurnal sebagai berikut :

Piutang Hibah             Rp 9.000

Piutang Sumbangan                Rp 9.0000

Untuk mencatat piutang hibah

Ketika piutang hibah dibayarkan pada tahun 2014, ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :

 

 

Kas                  Rp 3.000

Piutang Hibah             Rp 3000

Contoh diatas adalah pencatatan untuk piutang yang tidak mengikat, sedangkan untuk contoh piutang yang mengikut misalnya : seorang donatur berjanji akan memberikan bantuan sebesar Rp 30.000 ketika yayasan terkena musibah. Munculnya piutang mengikat ini akan dimuncukan di catatan kaki, sedangkan ketika yayasan terkena musibah, piutang akan dicatat dan diakui sebagai penerimaan.

 

Mencatat Piutang yang Tidak Dapat Terkumpul

Pada dasarnya akuntansi untuk mencatat piutang yang tidak dapat terkumpul sama halnya akuntansi untuk mencatat piutang yang dapat terkumpul. Misalnya, dana sebesar Rp 15.000 berupa piutang (sumbangan) yang tidak trikat yang diberikan kepada yayasan selama tahun berjalan, menunjukakan bahwa rata-rata 20% dari dana tersebut tidak terkumpul. Akun pengeluaran yang dibuat untuk nilai yang rata-rata tidak terkumpul ini, dibuat dalam satu akun Cadangan untuk Piutang yang Tidak Dapat Terkumpul. Jurnal yang disajikan pada akhir tahun adalah sebagai berikut:

 

Pengeluran piutang yang tidak terkumpul     Rp 3000 (15.000 x 20% )

Cadangan untuk piutang yang tidak terkumpul Rp 3000 (15.000x20%)

Cadangan untuk piutang yang tidak terkumpul ini akan ditandingkan dengan nilai piutang dalam laporan neraca, hasilnya adalah piutang bersih sebagai berikut :

Piutang hibah                                                                          Rp 15.000

Dikurangi :

Cadangan untuk piutang yang tidak terkumpul                     Rp 3.000

Total Bersih Piutang Hibah                                                    Rp 12.000

 

H.     Persolan Pelaporan

Semua pedoaman FASB mengarah ke hasil surplus (laba), hal ini karena pendapatan merupakan piutang yang telah diterima. Yayasan akan melaporkan peningkatan yang besar pada aktiva bersih jika piutang-piutang tersebut dicatat. Jadi, jumlah tersebut akan disalahinterpretasikan oleh para pengguna laporan keuangan.

Ringkasan : suatu pengakuan hibah (bantuan), atau penerimaan, harus secara akurat menggambarkan jenis hibah dan bukan jumlah uang yang disebutkan.

Roger Mr Crummen berpendapat :

James, kecuali aturannya telah diubah, saya berpikir, Anda hanya memiliki penerimaan hibah dari donatur, tetapi Anda telah menilai hibah tersebut untuk tujuan pajak yang merupakan tanggung jawab donatur. Jika hal itu tidak benar, saya akan menghargai tanggapan seseorang. Terima kasih.

Dan John H. Taylor mengatakan :

Hal ini tentu saja benar. Pengakuan hibah atau penerimaan yang Anda miliki harus secara akurat menggambarkan jenis hibah tersebut dan bukan jumlah uang yang disebutkan.

Walaupun hal ini tidak membantu  pencatatan internal atas hibah yang diterima, kebijakan kami (Unibersita Duke) tidak mengizinkan menerima jenis bantuan (hibah) tanpa adanya beberapa bentuk konfirmasi nilai dari pihak ketiga. Dalam kasus peralatan komputer kita menyarankan agar donatur menghubungi perusahaan komputer setempat atau toko untuk mendapatkan nilai perkiraan dari barang tersebut. Hal ini harus menyertai hibah tersebut ketika dibuat (setelah diterima oleh Komite Kebijakan Hibah Kami). Untuk peralatan komputer baru, tugasnya lebih mudah. Mereka dapat memberikan kami salinan kwitansi pembelian atau iklan untuk unit serupa. Kemudian kita akan menggunakan dokumen ini untuk mencatat (ke dalam kredit) secara internal donatur dan menambah total hibah kami. Akan tetapi, donatur tidak akan pernah melihat jumlah ini dalam penerimaannya.

 

1.5       ANALISIS FASB NO 116

 

(Financial Accounting Stadards Board atau Dewan Standar Akuntansi Keuangan)

AKUNTANSI UNTUK SUMBANGAN YANG DITERIMA DAN SUMBANGN YANG DIBUAT”

Pernyataan Dewan Standar Akuntans Keuangan No. 116 “Akuntansi untuk Sumbangan yang Diterima dan Sumbangan yang Dibuat” mencakup seluruh entitas yang menerima atau membuat sumbangan.

Beberapa definisi kunci yang ada dalam pernyataan ini adalah :

·       Sumbangan – suatu transfer kas atau aktiva lain yang tidak mengikat untuk entitas lembaga nonprofit atau penyelesaian atau pembatalan utang dari transfer timbal balik secara sukarela oleh entitas lainnya yang bertindak atas nama pemilik.

·       Komitmen untuk Memberikan – suatu penyataan tertulis atau lisan untuk memberikan sumbangan secara tunai atau dalam bentuk aktiva lainnya.

·       Kondisi yang Ditentukan Donor (Donatur) – suatu kejadian tidak pasti atau di masa yang akan datang memiliki kegagalan yang mengakibatkan pengembalian aktiva yang telah ditransfer untuk orang yang memberikan piutang atau melepaskan orang yang memberikan piutang dari suatu  kewajiban untuk memberikan aktiva.

·       Batasan yang Ditentukan Donatur – suatu batasan dan ketentuan dalam penggunaan aktiva sumbangan. Pembatasan ini dapat dijadikan batasan sebagaimana untuk tujuan, waktu, atau keduanya.

Sumbangan yang diterima; termasuk piutang-piutang yang tidak mengikat, sebaiknya diakui sebagai penerimaan pada saat ditrima. Untuk tujuan Laporan Posisi Keuangan, piutang tersebut sebaiknya dicatat sebagai penambahan pada aktiva atau pengurangan pada pasiva dan sebagai salah satu bantuan yang dibatasi atau penerimaan yang tidak dibatasi.

·       Sumbangan tanpa pembatasan yang ditentukan oleh donatur, dilaporkan sebagai bantuan yang tidak dibatasi dan menambah aktiva bersih yang tidak dibatasi.

·       Bantuan dengan batasan yang ditentukan oleh doantru dilaprkan sebagai bantuan yang dibatasi, kecuali batasan ini dipenuhi pada periode pelapran yang sama.

·       Penerimaan dari piutang yang tidak mengikat untuk melakukan pembayaran di masa mendatatng pada umumnya dilaporkan sebagai bantuan yang dibatasi. Pada umumnya, realisasi piutang yang tidak mengikat untuk memberikan uang di masa mendatang akan disajikan sebagai suatu tambahan pada aktiva bersih terikat temporer.

·       Sumbangan terikat sebaiknya dilaprkan sebagai aktiva bersih terikat permanen atau aktiva bersih terikat temporer.

·       Sumbangan aktiva jangka panjang, tanpa ketentuan berapa lama aktiva yang diberikan harus digunakan, dilaporkan sebagai sumbangan terikat jika hal itu adalah suatu kebijakan akuntansi yayasan untuk mengyatakan ikatan waktu yang berakhir pada umur manfaat dari aktiva yang diberikan.

·       Sumbangan dengan kondisi yang ditentukan oleh donatur, diakui sebagai aktiva dan dicatat sebagai tambahan dapat dibayar kembali, sehingga kondisi dipenuhi pada waktu penerimaan diakui.

·       Jasa yang diberikan diakui saat jasa yang diterima membuat atau menambah akiva nonkeuangan atau memerlukan keahlian khusus yang diberikan oleh individu yang memiliki keahlian tersebut.

·       Sumbangan, sebagaimana aturan umum, diukur menurut nilai wajar pada saat (tanggal penerimaan). Untuk jasa yang diberikan,nilai wajar mungkin ditentukan berdsarkan nilai wajar jasa yang diteima tau nilai wajr aktia penambahan aktia hasil dari jasa tersebut.

·       Piutang-piutang yang tidak mengikat untuk memberikan uang (kas) sebaiknya dinilai pada nilai saat ini dari perkiraan arus kas di masa mendatang, dengan tambahan bunga berikutnya yang diakui sebagai pendapatan sumbangan.

·       Berkhirnya batasan yang ditentukan oleh donatur sebaiknya digambarkan ketika waktu yang ditetapkan telah lewat atau tujuan yang ditetapkan telah terpenuhi. Berakhirnya batasan yang ditentukan donatur dilaporkan sebagai penggolongan ulang(antara tidak terikat dan terikat temporer) dan dilaporkan secara terpisah dari transaksi operasional lainnya.

·       Sumbangan kerja atau seni atau item kumpulan barangkali diakui dan ditulis secara jelas jika kondisi tertetu dipenuhi.

Pencatatan mengenai Keuntungan Bersih atas Acara Penggalangan Dana

Dalam software akuntansi tidak menjelaskan secara rinci perubahan anggara untuk pengeluaran, penerimaan dan pembiayaan yang terjadi dalam acara penggalangan dana, namun hanya mengungkapkan satu pos yakni pos akuntansi.

Yayasan harus mempertanggungjawabkan acara penggalian dana dalam formulir tahunan karena penerimaan dan pengeluaran dari acara penggalian dana dapat mengubah posisi keuangan yayasan.

 

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 45

PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NONPROFIT

LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NONPROFIT

Laporang kueangan organisasi nonprofit seperti yaysan meliputi lapran posisi keuangan pada akhir periode pelapran, lapran aktivitas sertalaporan arus kas untuk suatu periode pelapran, dan catatan atas laporan keuangan.

 

LAPORAN POSISI KEUANGAN

Klasifikasi Aktiva dan Kewajiban

            Informasi mengenai likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut :

a)     Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas dan kwajiban berdasarkan tanggal jatuh tempo;

b)     Mengelompokkan aktia ke dalam bagian lancar dan tidak lancar, serta keajiban ke dalam bagian jangka pendek dan jangka panjang;

c)     Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh tempo kewajiban termasuk pembataan penggunaan aktiva pada catatan ataslaporan keuangan.

Klasifikasi Aktiva Bersih Terikat atau Tidak Terikat

Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah setiap kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer dan tidak terikat.

            Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanenatau temporer akan diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan.

 

LAPORAN AKTIVITAS

Tujuan dan Fokus Laporan Aktivitas

Laporan aktivitas difokuskan pada yayasan secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas akan tercermin pada aktiva bersih dalam laporan posisi keuangan.

Perubahan Kelompok Aktiva Bersih

Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahanaktia bersih yang terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat selama suatu periode.

Klasifikasi Pendapatan, Beban,Keuntungan, dan Kerugian

Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagi penambah aktia bersih tidak terikat, kecuali penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagi pengurang aktia bersih tidak teriakat.

Sementara itu, sumbangan disajikan sebagai penambah aktia bersih tidak terikat, terikat permanen,a tau terikat temporer, tergantung apda ada tidaknya pembatasan, jika sumbangan terikatyangpembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang saman, maka dapat disajikan sebagai sumbangan tidak tetikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.

Laporan aktiitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiba lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktia bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.

Informasi mengenai Pendapatan dan Beban

Laporan aktiitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun demikian, pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat inestasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Informasi mengenai Pemberian Jasa

Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.

 

LAPORAN ARUS KAS

Tujuan Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode

Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Laporan arus kas disajikan sesuai dengan PASK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan tambahan berikut ini :

(a)   Aktivitas pembiayaan

(1)  Penerimaan kas dari penyumbangyang penggunaannyadibatasi untuk jangka panjang

(2)  Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk perolehan, pembangunan, dan pemeliharaan aktiva tetap, atau pengingkatan dana abadi (endowment)

(3)  Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.

(b)  Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaannonkas : seperti sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.

Laporan Posisi Keuangan Yayasan sebaiknya menyediakan informasi yang paling telean dan mudah dipahami dari sudut pandang penymbang, kreditor dan pemakailaporan keuangan di luar yayasan. Penyusunan laporan keuangan k0mparatif sangat dianjurkan.

Yayasan

Laporan Posisi Keuangan

31 Desember 20x0 dan 20x1

(dalam jutaan)

 
20X0
20X1
Aktiva
Kas dan setara kas..
 
Xxx
 
 
Xxx
 
Jumlah Aktiva
Xxx
Xxx
Kewajiban dan Aktiva Bersih
Utang Usaha...
 
Xxx
 
Xxx
Jumlah Kewajiban
Xxx
Xxx
Aktiva Bersih
Tidak terikat
Terikat kontemporer
Terikat Permanen
Jumlah Aktiva Bersih
 
Xxx
Xxx
Xxx
Xxx
 
Xxx
Xxx
Xxx
Xxx
Jumlah Kewajiban dan Aktiva Bersih
Xxx
Xxx

 

Ada tiga bentuk laporan aktivitas yayasan, bentuk pertama menyajikan informasi dalam kolom tunggal, bentuk ini mempermudah penyusunan laporan aktivitas komparatif.

Yayasan

Laporan Aktivitas

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1

Perubahan Aktiva Bersih tidak terikat
 Pendapatan dan Penghasilan
-        Sumbangan...
 
 
 
xxx
Jumlah Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat
Xxx
Aktiva Bersih yang Berakhir Pembatasannya
Xxx
Jumlah aktiva yang telah berakhir pembatasannya
 
Xxx
Jumlah Pendapatan, Penghasilan, dan Sumbangan Lain
Xxx
Beban dan Kerugian
Xxx
Jumlah Beban
xxx
Kerugian Akibat Kebakaran
Xxx
Kenaikan Jumlah Aktiva Bersih Tidak Terikat
Xxx
Dst...
 

 

 

 

 

 Bentuk kedua menyajikan infomasi sesuai dengan klasfikasi aktiva bersih, yaitu satu kolom untuk setiap klasifikasi dengan tambahan satu kolom untuk jumlah. Bentuk ini menyajikan dampak berakhirnya pembatasan oleh penyumbang aktiva tertentu terhadap reklasfikasi aktiva bersih, bentuk ini juga memungkinkan penyajian informasi agregat mengenai sumbangan dan penghasilan dari investasi.

Yayasan

Laporan Aktivitas

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1

 
Tidak Terikat
Terikat Kontempore
Terikat Permanen
Jumlah
Pendapatan, Penghasilan, sumbangan lain
Xxx
Xxx
xxx
Xxx
Aktiva Bersih yang berakhir pembatasannya
Xxx
Xxx
xxx
Xxx
Jumlah Beban dan kerugian
Xxx
Xxx
xxx
Xxx
Dst....
 
 
 
 

Sementara bentuk ketiga menyajikan informasi dalam dua laporan dengan jumlah ringkasan dari lapran pendapatan, beban, dan perubahan aktiva bersih tidak terikat disajikan dalam lapran perubahan aktiva bersih. Bentuk ini mentitikberatkan perhatian pada perubahan aktiva bersih yang tidak terikat. Bentuk ini cocok untuk yayasan nirlaba yang memandang aktivitas operasi ssebagai aktivitas yang terpisah dari penerimaan pendapatan terikat dan sumbangan dan investasi.

Yayasan

Laporan Pendapatan, Beban, dan Perubahan Aktiva

Bersih Tidak Terikat

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1

Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat
-sumbangan
...
 
Xxx
Jumlah Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat
Xxx
Aktiva Bersih yang Dibebaskan dari Pembatasan
-penyelesaian program pembatasan
...
 
Jumlah Aktiva Bersih yang Dibebaskan dari Pembatasan
Jumlah Pendapatan, penghasilan, dan sumbangan lain yang tidak terikat
Xxx
Xxx
Beban dan Kerugian
-program A...
 
Xxx
Jumlah Beban dan Kerugian tidak terikat
xxx
Kenaikan aktiva bersih tidak terikat
Xxx
Penurunan aktiva bersih terikat temporer
(xxx)
Kenaikan aktiva bersih terikat permanen
xxx
Kenaikan aktiva bersih
xxx
Aktiva Bersih Pada Awal Tahun
xxx
Aktiva Bersih Pada Akhir Tahun
xxx

 

Bentuk ketiga (alternatif)

Yayasan

Laporan Pendaptan, Beban, da Perubahan Aktiva

Bersih Tidak Terikat

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1

 

 
Tidak Terikat
Terikat Temporer
Terikat Permanen
Jumlah
Jumlah Pendapatan, Penghasilan, dan sumbangan
Xxx
Xxx
Xxx
Xxx
Jumlah Beban dan Kerugian
Xxx
Xxx
Xxx
xxx
Perubahan Aktiva Bersih
Xxx
Xxx
Xxx
Xxx
Aktiva Bersih Awal Tahun
Xxx
Xxx
Xxx
Xxx
Aktiva Bersih Akhir Tahun
Xxx
Xxx
Xxx
xxx

 

Sementara itu, laporan arus kas suatu yayasan dapat disusun menggunakan metode langsung ataupun metode langsung, serta menyajikan catatan atas laporan keuangan yang menguraikan kebijakan pengungkapan, seta penjelasan lain yang diperlukan oleh pembaca laporan keuangan.

            Keseluruhan unsur laporan keuangan yang disajikan yayasan bertujuan untuk menyediakan informasi yang relevan bagi para penyumbang, anggota pengelola, kreditor dan pihak lain yang berkepentingan dan menyediakan sumber daya bagi yayasan.

            Mengingat bagaimana pentingnya penyusunan laporan keuangan ini, pengelola yayasan sebaiknya mempelajari bagaimana menyusun lapran keuangan (dari jurnal pembukuan) dan menganalisis laporan tersebut agar dapat memahami kondisi keuangan dari aktivitas yayasan tersebut dengan benar.

 

1.6       Pengendalian Keuangan

A.     Pengembangan Sistem Pengendalian Akuntansi

Dalam pengembangan sistem pengendalian akuntansi yang efektif terdapat langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu mengidentifikasi penyalahgunaan atau kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam bidang apa.

Ø  Penerimaan Kas

Dalam bidang ini memastikan bahwa seluruh kas apakah seluruh kas diterima, didepositokan secara tepat, dicatat dengan sesuai, direkonsiliasi, dan dipertahankan menurut prosedur keamanan yang memadai.

Ø  Pengeluaran Kas

Dalam bidang ini memastikan bahwa semua pembayaran kas hanya dilakukan atas kewenangan pengelola yang tepat, untuk tujuan aktivitas yang valid, dan diacatat secara tepat.

Ø  Kas Kecil (Petty Cash)

Dalam bidang ini memastikan bahwa kas kecil dan dana kerja lainnya dibayar hanya untuk tujuan yang tepat, disimpan secara aman, dan dicatat secara tepat.

Ø  Gaji

Dalam bidang ini memastikan bahwa pembayaran gaji diberikan kepada karyawan yang berhak dan dicatat secara tepat sesuai dengan persyaratan (contoh setoran pajak gaji).

Ø  Hibah, Sumbangan, dan Warisan

Dalam bidang ini memastikan bahwa semua hibah, sumbangan, dan warisan diterima serta dicatat dan memenuhi syarat-syarat yang berlaku.

Ø  Aktiva Tetap

Dalam bidang ini memastikan bahwa aktiva tetap diperoleh dan diatur oleh otorisasi yang tepat, dijaga dengan aman, dan dicatat secara tepat.

Dalam mencapai tujuan tersebut, yayasan perlu menetapkan prosedur yang jelas untuk menangani per bidang, termasuk sistem check and balance. Selain itu ada juga beberapa hal umum yang memerlukan perhatian pengelola yang akan dibahas, yaitu:

ü  Pengeluaran Cek

Jumlah tanda tangan pada cek, jumlah rupiah yang memerlukan persetujuan atau tanda tangan pengurus pada cek, yang mengakui pembayaran, serta komitmen keuangan.

ü  Setoran

Bagaimana pembayaran yang dilakukan secara tunai akan ditangani dan sebagainya.

ü  Transfer

Jika dan kapan dana umum dapat dipinjam dari dana terikat dan sebagainya.

ü  Persetujuan Rencana dan Komitmen sebelum Dilaksanakan

Anggaran tahunan dan perbandingan periodik antara laporan keuangan dengan jumlah, sewa, persetujuan pinjaman, dan komitmen utama lainnya yang dianggarkan.

ü  Kebijakan-kebijakan Personalia

Tingkat gaji, liburan, lembur, waktu pengganti, keuntungan, prosedur keluhan, uang pesangon, evaluasi, dan persoalan personalia lainnya.

 

B.    Manual Prosedur Akuntansi

Kebijakan dan prosedur untuk menangani transaksi keuangan didokumentasikan dalam Manual Prosedur Akuntansi, dimana tugas-tugas administrasi dan siapa yang bertanggung jawab atas masing-masing tugas tersebut akan dijelaskan.

C.    Mempertahankan Pengendalian yang Efektif

Pelaksana bertanggung jawab atas pengawasan pelaksanaan kebijakan dan prosedur dengan persyaratan yang rinci. Surat manajemen merupakan indikator kualitas sistem pengendalian akuntansi dan bagian dokumen audit yang menyebutkan kelemahan signifikan dari sistem yayasan atau pelaksanaannya. Sistem pengendalian akuntansi ditinjau dan dimodifikasi sesuai kebutuhan baru secara periodik.

D.    Pengendalian Internal yang Dibutuhkan untuk Pembayaran Kas

Tujuannya adalah untuk memastikan ketepatan otorisasi pembayaran kas, keakurasian pencatatan transaksi, dan pencapaian tujuan yayasan.

v Pemisahan Tugas

Berarti penanganan transaksi keuangan oleh lebih dari satu orang sejak dari awal hingga akhir.

v Otorisasi dan Proses Pembayaran

Kebijakan mengenai petugas pengesahan pembayaran perlu ditentukan.

v Pengelolaan Dana Terbatas

Sumbangan terikat adalah bentuk penerimaan yang unik bagi yayasan. Peranan pengelola adalah memastikan pemenuhan kewajiban yayasan kepada pihak donor.

v Penandatanganan Cek

Pengesahan cek merupakan titik-titik kritis. Tujuannya adalah untuk memastikan siapa yang membayar, seberapa besar jumlah pembayaran, dan kapan pembayaran tagihan dilakukan.

v Checklist Pengendalian Akuntansi Internal

Terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang mencerminkan pengendalian akuntansi atas pembayaran tagihan. Daftar tagihan ini akan digunakan untuk meninjau ulang pengendalian akuntansi.

v Apakah Pengendalian Internal Diperlukan untuk Gaji?

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pengeluaran gaji hanya dibuat oleh otorisasi yang tepat untuk karyawan yang berhak, dicatat secara tepat, dan persyaratan hukum yang terkait (seperti setoran pajak gaji) dipenuhi. Staf keuangan merekomendasikan penyimpanan catatan file pribadi (gaji) selama enam tahun setelah karyawan berhenti.

Presensi adalah alat dokumentasi jam kerja karyawan (termasuk lembur). Cek gaji sebaiknya ditulis dalam pembukuan sesuai dengan prosedur pengeluaran kas. Beberapa yayasan memilih memisahkan rekening cek untuk gaji dengan tujuan menerbitkan cek pembayaran dan membayar pemotongan pajak pemerintah serta pajak lainnya yang terkait dengan gaji, oleh karena itu karyawan perlu menandatangani daftar gajinya untuk mengesahkan tanda terima cek pembayaran.

v Checklist (Daftar Pengecekan) Pengendalian Gaji

Berisi daftar pertanyaan yang mencerminkan pengendalian akuntansi gaji.

 

1.7 Aktivitas Pengendalian Dalam Siklus Akuntansi Tahunan

A.     Pengelolaan Anggaran Operasional

Anggara menggambarkan belanja (pengeluaran) dan pendapatan (penerimaan).

Bagaimana Anggaran Tahunan Dipersiapkan?

v Pemilihan Waktu Aktivitas Anggaran

Setidaknya dua atau tiga bulan sebelum awal tahun pembukuan, anggaran untuk tahun yang akan datang mulai dipikirkan. Anggaran tersebut biasanya sesuai dengan tahun pembukuan, yang mencerminkan siklus operasional yayasan.

v Siapa yang Sebaiknya Terlibat dalam Proses Anggaran?

Pengelola harus berpartisipasi di semua tahap proses penganggaran, dan pertanggung jawaban atas setiap item. Perencanaan program sering kali dipandang sebagai kewenangan dewan pengurus. Sementara itu, manajemen keuangan ditetapkan sebagai tugas bendahara dan staf.

v Langkah-langkah dalam Proses Penganggaran

Langkah pertama adalah mereview program dan pencapaian manajemen serta pelaksanaan keuangan pada akhir tahun. Selanjutnya, perkiraan biaya yang diperlukan meliputi staf, persediaan, dan sumber daya lain. Yang terakhir adalah membandingkan antara proyeksi pengeluaran dan penerimaan. Program dan aktivitas manajemen harus dievaluasi ulang dan disesuaikan.

Jika dalam pengeluaran perlu dikurangi, maka hal itu akan membantu ketika menentukan biaya apa yang ada dalam masing-masing program pada tingkat pelayanan yang berbeda. Memotong seluruh jenis pengeluaran dalam presentase yang tetap bukanlah cara yang efektif untuk mengurangi pengeluaran. Ketika rencana diubah, termasuk anggaran, pengeluaran dan penerimaan diharapkan bisa tepat.

v Menyiapkan Anggaran Bulanan

Menyiapkan anggaran bulanan yang mencerminkan pembagian anggaran ke dalam 12 bulan dari penerimaan dan pengeluaran yang ada secara seimbang merupakan hal yang bermanfaat. Dengan menyiapkan rincian anggaran bulanan dan realisasinya, akurasi perubahan dan revisi anggaran dapat dilakukan secara tepat.

v Kriteria untuk Cadangan Operasional Yayasan

Cadangan operasionak atau saldo memiliki definisi yang tidak terikat mirip dengan sisa laba atau kekayaan pemilik. Sisa laba atau kekayaan pemilik adalah dana yang biasanya terakumulasi selama beberapa tahun yang digunakan oleh yayasan sesuai dengan kebijakan pengurus (yaitu penghasilan bersih tidak terikat). Yayasan harus menjaga keseimbangan antara pendapatan operasional dan pengeluaran untuk bertahan hidup.

Fungsi dari cadangan operasional yaitu:

-        Memungkinkan yayasan bertahan hidup bila terjadi kerugian operasional yang disebabkan oleh kondisi ekonomi atau kesalahan manajemen. Tanpa cadangan atau penggunaan aset lainnya, kelangsungan hidup yayasan selama defisit anggaran yang berlarut-larut bisa terncam.

-        Menigkatkan fleksibilitas yayasan, yang dapat digunakan sebagai modal ventura untuk mengembangkan program baru, menggantikan program yang telah usang, atau mengembangkan jasa dan kepentingan yayasan.

-        Memperluas kesempatan memperoleh kredit dan membolehkan pembiayaab yang menguntungkan dari perluasan dan pertumbahan yayasan. Hal ini termasuk membolehkan perubahan arah atau fokus program dan aktivitas.

v Seberapa Besar Cadangan Tersebut?

Jumlah cadangan operasional yang diperlukan oleh suatu yayasan tergantung pada karakteristik individu dan hal-hal sebagai berikut:

-        Reliabilitas Sumber Daya Pendapatan

-        Arus Kas Musiman

-        Skedul Arus Kas

-        Ketersediaan Keuangan Eksternal

-        Stabilitas Pengeluaran

-        Sifat-sifat Utang

-        Sifat-sifat Aktiva Lainnya

-        Sifat-sifat Kesempatan

v Mendidik

Sutau yayasan memiliki tanggung jawab untuk mendidik konstituennya mengenai kebutuhan dan tujuan cadangan.

 

v Survei

Dalam survei terbaru, hubungan dana tidak terikat lancar (cadangan operasional) dan biaya tidak terikat untuk 25 perkumpulan di Amerika Serikat (baik keanggotaan individu maupun perdagangan) telah diuji.

v Petty Cash (Kas Kecil)

Kas kecil memungkinkan pembelian atau pembayaran dalam jumlah kecil secara tunai untuk item-item seperti perangko, persediaan kantor, parkir, dan sebagainya. Pengelola harus mengembangkan suatu kebijakan menyangkut berapa banyak uang yang sebaiknya tersedia di kas kecil dan pengeluaran maksimum yang dapat dibayarkan melalui kas kecil.

Dan kas kecil sebaiknya disimpan dalam kotak terkunci atau laci. Auditor merekomendasikan agar hanya satu orang, yang disebut custodian (pemasok), yang memiliki akses ke kas kecil ini dan orang tersebut bertanggung jawab atas seluruh aktivitas kas kecil.

v Penetapan Dan Kas Kecil

Apabila pengelola telah menetapkan (dengan pertimbangan input dari staf) berapa besar dana yang diperlukan, tulislah cek kepada custodian kas kecil (bukan untuk kas) untuk mengisi dana kas kecil. Dalam beberapa kasus, yayasan membolehkan penambahan kas kecil untuk menutupi pembelian yang akan datang.

v Checklist Pengendalian Internal Kas

Terdiri dari pertanyaan yang menggambarkan pengendalian akuntansi internal umum yang digunakan untuk kas kecil. Daftar tersebut dapat digunakan untuk mereview pengendalian akuntansi dan menentukan bidang yang diperlukan untuk tindakan selanjutnya.

 

B.    Manajemen  Kas

Pentingnya Manajemen Kas

Manajemen kas merupakan salah satu tindakan perusahaan yang penting untuk dilakukan secara berkesinambungan, baik bagi perusahaan kecil, maupun perusahaan dengan skala global.Ukuran perusahaan menjadi salah satu faktor penentu kompleksitas dari manajemen kas.

Manajemen kas menuntut perusahaan untuk mengatur penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan sehingga perusahaan mengetahui jumlah pasti kelebihan kas pada hari itu.Jangan sampai perusahaan tidak tahu dan tidak dapat mengatur jumlah kas yang dipegangnya.

Pengertian manajemen kas untuk yayasan maupun organisasi swasta adalah sama. Sang pengelola yayasan perlu perencanaan ke depan untuk mengetahui apakah memiliki cukup kas atau tidak ketika membutuhkannya. Analis kas melaporkan bahwa manajemen yang buruk adalah alasan utama tak terpenuhinya kas. Jadi mungkin lebih tepat untuk mengatakan bahwa kegagalan kas lebih disebabkan oleh manajemen kas yang buruk.

 

Apa yang Dimaksud kas?

Kas merupakan uang yang siap dicairkan di bank atau dalam yayasan, dan bukan merupakan inventaris, akun piutang, serta harta kekayaan. Kas bisa diubah atau dicairkan menjadi uang tunai setiap saat untuk membayar para pemasok, membayar sewa, dan membayar gaji karyawan. Namun pertumbuhan keuntungan tidak selalu berarti kas. Keuntungan adalah jumlah uang yang diharapkan dapat diperoleh dari seluruh pelanggan yang membayar tepat pada waktunya.

 

Arus Kas (Cash Flow)

Arus kas lebih sederhananya mengarah pada laporan yang disusun guna menunjukkan perubahan bertambahnya atau berkurangnya uang kas selama satu periode yang terjadi dalam suatu yayasan.Pengeluaran uang kas suatu yayasan dapat bertambah terus, misalnya untuk pengeluaran pembelian bahan mentah, pembayaran gaji, upah, honor, dan lain sebagainya.
Akan tetapi ada juga aliran uang kas yang sifatnya tidak terus menerus (Cash outflow), contohnya untuk pembayaran pajak pendapatan, angsuran hutang, dividen, bunga dan lain sebagainya. Dengan perkataan lainnya, setiap usulan pengeluaran modal selalu mengandung dua macam aliran kas (Cash flow) yaitu :

a.      Aliran uang kas neto (net outflow of cash)

Net outflow of cash adalah dana yang diperlukan untuk investasi baru

b.     Aliran uang kas masuk neto tahunan (net annual inflow of cash)

Net annual inflow of cash adalah sebagai hasil dari investasi

 

            Apabila dana perusahaan tinggi, berarti akan memberi gambaran tingkat likuiditas yang tinggi pula, tetapi akan memberikan suatu gambaran rendahnya Cash flow dan menggambarkan perusahaan kurang efektif di dalam menggunakan uang kas. Agar uang kas jangan terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka dana dalam kas perlu direncanakan dan dikendalikan, baik penerimaannya maupun pengeluarannya. Di dalam menyusun proyeksi aliran uang kas (Cash flow), setiap perusahaan terlebih dahulu harus menyiapkan data-datanya, yaitu :

1.     jumlah dana yang diperlukan, baik dari modal sendiri maupun dari modal luar (modal asing)

2.     proyeksi pendapatan / penjualan yang disusun dengan rencana penjualan

3.     rencana produksi dan skedul produksi yang disusun berdasarkan rencana penjualan

4.     proyeksi biaya produksi yang dapat dikelompokkan menurut biaya produksi, yaitu :

·       biaya bahan langsung

·       biaya upah langsung

·       biaya tidak langsung overhead pabrik

Dalam proyeksi bahan langsung dapat dibuatkan skedul kebutuhan dan pembelian bahan-bahan dengan memperhatikan :

·       banyaknya bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi barang

·       persediaan bahan pada awal periode

·       persediaan bahan pada akhir periode

5.     proyeksi biaya operasi selama periode proyek yang meliputi :

·       proyeksi biaya penjualan

·       proyeksi biaya administrasi dan umum

6.     Dengan berdasarkan data-data yang telah disusun, perlu memperhatikan :

·       saldo kas minimum

·       pola pembiayaan hutang

·       pola penagihan piutang yang berasal dari penjualan kredit biaya-biaya non Cash, misalnya biaya penyusutan dan lain sebagainya.

Arus Kas Posiif

Arus kas positif yang dimaksud disini adalah apabila kas yang masuk lebih besar daripada kas yang keluar. Hal yang menjadi kekhawatiran pada arus kas positif adalah apa yang akan dilakukan dengan kelebihan kas yang ada.

Arus Kas Negatif

Arus kas negatif adalah apabila arus kas keluar lebih besar daripada arus kas masuk.Misalnya, penagihan yang buruk atas utang-utang dari pelanggan. Hal ini dapat mengakibatkan yayasan memiliki kas yang minim dan akan mengakibatkan masalah besar.

Komponen-komponen dalam arus Kas



1.     Arus Kas Operasional

Arus kas operasional merupakan arus kas yang diperoleh dari penjualan produk atau jasa dalam usaha dan juga merupakan darah kehidupan nyata dalam usaha.Arus kas ini dihasilkan secara internal di bawah pengendalian yayasan.

2.     Arus Kas Investasi

Sedangkan arus kas investasi dihasilkan secara internal dari aktivitas nonoperasional. Komponen ini akan memasukkan investasi dalam pabrik dan peralatan atau aktiva tetap lainnya.

3.     Arus Kas Keuangan

Arus kas keuangan adalah kas untk dan dari sumber eksternal seperti peminjam dan investor.

 

Bagaimana Mengelola Kas dengan baik

Manajemen kas yang baik sebenarnya relative mudah dan sederhana, yaitu:

1.     Mengetahui kapan, dimana, dan bagaimana menggunakan kas tersebut

2.     Mengetahui kemana uang akan keluar

3.     Mengetahui sumber terbaik apa untuk memenuhi kas tambahan

4.     Menyiapkan dana untuk memenuhi kebutuhan kas ketika diperlukan, dengan mempertahankan hubungan baik dengan banker dan kreditor lainnya

Langkah awal untuk menghindari krisis kas adalah mengembangkan proyeksi arus kas, baik jangka pendek maupun jangka panjang.Langkah yang baik dan perlu dilakukan adalah membuat perkiraan aliran kas untuk periode yang mendatang.Mulailah dengan membuat proyeksi aliran kas untuk minimal 1 minggu kedepan.Kemudian meningkat menjadi proyeksi aliran kas bulanan dan akhirnya tahunan.Jika hal ini dapat dilakukan, iscaya kelangsungan bisnis dapat lebih terjaga. Semakin sering membuat proyeksi aliran kas, maka akan semakin mudah dan dapat memperkirakan dengan pasti pengalaman yang telah dimiliki.

 

Teknik-teknik Memperbaiki Arus Kas

a.      Gunakan kas atau kartu kredit, jika praktek-praktek dalam industri mengizinkan

b.     Jika menggunan arus kas atau kartu kredit, tentukan kebijakan yang baik

c.      Tagihlah tepat pada waktunya dan sebelum pelanggan menuliskan cek

d.     Analisis dan klasifikasikan piutang usaha menurut umur setiap bulannya

e.      Gunakan teknik-teknik penagihan yang agresif

f.      Tambahkan biaya dan beban keterlambatan bila memungkinkan

g.     Perketat persyaratan kredit bagi pelanggan

h.     Bayar tagihan hanya menurut tanggalnya, kecuali ada pemotongan untuk membayar awal

i.       Atur pembayaran kepada supplier dengan keuntungan yang diperoleh

j.       Kurangi persediaan hanya untuk barang-barang yang perlu saja

k.     Lakukan setoran ke bank secepatnya

l.       Belilah peralatan, persediaan barang, dan lainnnya secara bijaksana

m.   Pertibangkan pinjaman secara bijaksana

n.     Tingkatkan penjualan

o.     Tingkatkan harga

Menyiapkan Laporan Arus Kas

Laporan arus kas digunakan untu menganalisis arus kas masuk dan keluar selama periode waktu tertentu.Laporan arus kas menyoroti aktivitas yang tidak melibatkan laporan laba rugi.

Penggunaan Laporan keuangan

Neraca memperlihatkan suatu gambaran tentang aktiva, kewajiban dan modal dari suatu bisnis


Aktiva = Kewajiban + Modal
 
 


Atau


Aktiva – Kewajiban = Modal
 
Apa yang dimiliki – Utang yang dimiliki = kekayaan yayasan yang dimiliki
 
 

 

 


Proyeksi Arus Kas Tahunan


Metode proyeksi arus kas tahunan akan lebih mudah apabila pada tahap persiapan, perincian atas sumber operasional dan penggunaan kas (pendapatan kas, pembelian, gaji, sewa, dsb) telah dilakukan.

Kertas Kerja dan Instruksi

Kertas kerja membagi proyeksi ke dalam tiga komponen:

·       Arus kas operasional

·       Arus kas investasi

·       Arus kas pembiayaan

Dengan cara seperti ini maka akan diperlihatan kas yang dihasilkan dari operasi terpisah dengan aktivitas nonoperasional dan dari sumber eksternal. Terdapat pula catatan instruksional yang menyertai kertas kerja yang berupa catatan-catatan, hal ini akan membantu ketika menyiapkan proyeksi laporan laba-rugi.

Proyeksi Arus Kas Jangka Panjang

Merupakan salah satu dari sebagian besar alat manajemen yang dapat digunakan. Sebagian besar investor atau pemberi pinjaman akan meminta untuk menyertakan proyeksi arus kas jangka panjang dalam rencana usaha sesuai dengan proyeksi laba-rugi.

Proyeksi Arus Kas Tahunan

Proyeksi arus kas tahunan sebaiknya disiapkan saat anggaran operasional tahunan dibuat. Beberapa analis akan memulai proyeksi dengan anggaran laba-rugi, menyesuaikan item-item nonkas dan kemudian menyesuaikan perbedaan waktu. Sebagai contoh untuk mempermudah pemaham proyeksi arus kas tahunan adalah, jika dibuat proyeksi untuk paket pinjaman atau pembiayaan lainnya, laporan laba-rugi, neraca, dan laporan arus kas dapat direkonsiliasi.Setelah berkonsultasi tentang proyeksi kelayakannya, proyeksi arus kas tahunan dapat ditentukan.

Proyeksi Arus kas Strategis

Proyeksi perkiraan jangka panjang yang menyertai rencana strategis dan persyaratan modal perlu dilakukan. Perkiraan jangka panjang akan memperlihatkan:

a.      Kapan arus kas yang positif akan dicapai

b.     Berapa lama hal itu akan berlangsung untuk menutup kerugian modal awal, khususnya arus kas negatif

c.      Kapasitas untuk membayar pinjaman atau dividen

d.     Kecenderungan pertumbuhan dan pengaruhnya terhadap arus kas

e.      Persyaratan untuk invetasi baru

Ide yang bagus mengikuti format arus kas operasionalyang terpisah dari aktivitas investasi dan pembiayaan. Dengan hal tersebut maka akan memberikan gambaran yang lebih jelas dari mana uang berasal dan untuk apa uang itu digunakan.

Proyeksi Arus Kas Jangka Pendek

Proyeksi arus kas jangka pendek sebaiknya digunakan untuk mengelola kas harian, mingguan atau bulanan.Pada tahap persiapan proyeksi arus kas jangka pendek, akun-akun neraca perlu diverifikasi, tambahkan kas yang diharapkan dapat diterima dalam periode tersebut, kemudian kurangi dengan kas yang dibayarkan pada periode tersebut.

Evaluasi Biaya START-UP

Ketika memulai yayasan baru, berpindah ke lokasi baru, membuka organisasi baru atau memperluas bidang kerja, akan diperlukan biaya start-up atau one-time.

 

1.8       Catatan Instruksional

Untuk menentukan arus kas operasional, mulailah dengan menetapkan pendapatan bersihblalu menambahkan biaya-biaya terdahulu yang bukan merupakan hasil ke arus kas masuk atau keluar.Sebagian besar biaya nonkas biasa adalah depresiasi atau penyusutan.Selanjutnya, semua akun neraca yang berhubungan dengan operasional diidentifikasi dan tentukan perubahan pada saldo akun periode terakhir hingga periode sekarang.Akun neraca yang dimaksud adalah yang terdapat pada siklus operasional di bawah ini. Arus kas operasional akan memasukkan seluruh akun neraca yang merupakan bagian dari operasi normal.


Menyiapkan Laporan Arus Kas

Langkah pertama adalah menentukan arus kas operasional. Setelah meraih pendapatan bersih dan menambahkan kembali beberapa item nonkas sperti penyusutan, perubahan dalam akun neraca akan menjadi bagian dari siklus pendapatan. Selanjutnya aktivitas investasi secara khusus akan memasukkan akvitas jangka panjang yang digunakan pada bisnis. Setelah itu yayasan akan menambahkan peralatan baru yang dibeli dan pada arus kas pembiayaan akan dicatat dari mana uang tersebut berasal.

 

Kertas Kerja Arus Kas

Langkah 1       Menetukan Arus Kas Operasional

Memulai dengan pendapatan bersih dan menambahkan item-item nonkas.

Menentukan perubahan pada seluruh akun neraca yang terkait dengan operasi harian.

Langkah 2       Menetukan Arus Kas Investasi

Menentukan perubahan pada seluruh aktiva bisnis jangka panjang.

Langkah 3       Menentukan Arus Kas Pembiayaan

Menentukan perubahan pada seluruh pinjaman, akun aktiva bersih.

Langkah 4       Menambahkan tiga komponen secara bersama sama untuk menjumlah Total arus Kas.

 
  KESIMPULAN

Laporan keuangan yayasan dibutuhkan bagi para pemakai kepentingan untuk menilai bagaimana jasa yang diberikan yayasan serta bagaimana kemampuan yayasan dalam memberikan jasa tersebut. Laporan keuangan juga digunakan untuk mengetahui mekanisme pertanggungjawaban dan aspek kinerja pengelola yayasan.

Laporan keuangan yang dimiliki yayasan terdiri dari laporan posisi keuangan dimana terdapat informasi mengenai asset, kewajiban, asset bersih, dan informasi mengenai hubungan diantara unsure-unsur tersebut. Laporan aktivitas yang menyajikan mengenai perubahan yang terjadi dalam kelompok asset bersih. Laporan arus kas bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Yang didalamnya mengungkapkan mengenai aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi yayasan. Serta Catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian dari laporan keuangan yang tak terpisahkan karena berisikan penjelasa – penjelasan rinci atas akun – akun dalam laporan keuangan.

Pengelola yayasan harus mempelajari bagaimana menyusun laporan keuangan dan menganalisis laporan tersebut agar dapat memahami kondisi keuangan dari aktivitas yayasan tersebut dengan benar.

Sistem pengendalian keuangan (akuntansi) merupakan serangkaian prosedur yang melindungi praktek manajemen secara umum maupun dari segi keuangan. Prosedur pengendalian akuntansi bertujuan agar:

·       Informasi keuangan reliabel (dapat dipercaya) sehingga pengelola dapat memperoleh informasi yang akurat untuk perencanaan program dan keputusan lainnya

·       Aktiva dan catatan-catatan organisasi tidak dicuri, disalahgunakan, atau dirusak dengan sengaja

·       Kebijakan-kebijakan yayasan diikuti

·       Peraturan-peraturan pemerintah terpenuhi

Sistem pengendalian akuntansi diperlukan untuk memastikan pencatatan yang tepat atas barang yang didermakan, sumbangan, dan penerimaan lainnya. Laporan keuangan dan pengembalian informasi harus dicatat secara akurat serrta tepat waktu, dan memenuhi peraturan pemerintah lainnya. Dalam mencapai tujuan tersebut, yayasan perlu menetapkan prosedur yang jelas untuk menangani per bidang, termasuk sistem check and balance.

DAFTAR PUSTAKA

 

Anggit. 2014. Proyeksi Arus Kas. http://anggit-share-info.blogspot.com/2014/04/proyeksi-arus-kas.html. [diakses tanggal 30-08-2014].

Anonim. 2011. Pentingnya Manajemen Kas. http://donimanajemenkas31200.blogspot.com/2011/04/pentingnya-manajemen-kas.html. [diakses tanggal 30-08-2014].

Anonim. 2012. Pentingnya Manajemen Kas. http://feb.ugm.ac.id/id/berita/769-pentingnya-manajemen-kas.html. [diakses tanggal 30-08-2014].

Bastian dan Indra. 2007. Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Erlangga : Jakarta.